Dalam kegiatan kepelabuhanan, proses sandar dan lepas sandar kapal—yang dikenal sebagai mooring dan unmooring, memiliki risiko tinggi. Kecelakaan sering kali terjadi karena kelalaian, kurangnya pelatihan, serta kegagalan dalam menerapkan standar keselamatan. Artikel ini membahas berbagai studi kasus nyata terkait kecelakaan operasi mooring unmooring, serta solusi pencegahan yang dapat diterapkan.
Salah satu pendekatan yang terbukti efektif dalam menurunkan angka kecelakaan adalah mengikuti Training Mooring Unmooring, yang dikembangkan oleh lembaga pelatihan terpercaya seperti Port Academy. Program ini mendukung peserta untuk mendapatkan Sertifikasi BNSP yang sesuai dengan kebutuhan industri maritim.
Memahami Risiko Operasi Mooring dan Unmooring
Proses dan Bahayanya
Mooring adalah proses mengikat kapal ke dermaga menggunakan tali atau wire, sedangkan unmooring adalah pelepasannya. Kedua aktivitas ini tampak sederhana, namun memiliki kompleksitas tinggi. Tali dapat putus karena tegangan berlebihan, pekerja bisa terseret atau terkena hempasan tali, bahkan kapal bisa kehilangan kendali.
Beberapa faktor risiko antara lain:
-
Tegangan tali yang berlebihan
-
Koordinasi buruk antara awak kapal dan petugas dermaga
-
Cuaca ekstrem
-
Peralatan yang tidak terawat
Melalui Diklat Mooring Unmooring, pekerja diberikan pemahaman mendalam tentang dinamika fisik tali, titik tekanan, serta penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar.
Studi Kasus Kecelakaan Mooring dan Unmooring
Kasus 1 – Tali Putus Mengakibatkan Kematian
Sebuah kapal kargo di pelabuhan Indonesia mengalami kejadian tragis saat proses sandar. Tali mooring putus dan menghantam salah satu petugas, yang langsung meninggal di tempat. Hasil investigasi menunjukkan bahwa tali sudah aus, dan tidak ada inspeksi rutin dilakukan sebelumnya.
Hal ini menyoroti pentingnya pelatihan teknis melalui Training Mooring Unmooring yang mencakup pemeriksaan alat sebelum operasi.
Kasus 2 – Cedera Akibat Koordinasi Buruk
Dalam kasus lain, seorang petugas luka parah setelah jatuh ke laut karena salah memahami aba-aba dari kru kapal. Tidak adanya komunikasi standar menjadi penyebab utama. Jika para pihak memiliki pemahaman yang sama—misalnya melalui Sertifikasi Mooring Unmooring—kecelakaan ini seharusnya dapat dihindari.
Faktor Penyebab Kecelakaan yang Sering Terjadi
Minimnya Pelatihan dan Sertifikasi
Banyak tenaga kerja pelabuhan belum mengantongi Sertifikasi BNSP, yang merupakan indikator penguasaan kompetensi. Kurangnya pelatihan formal membuat mereka rentan melakukan kesalahan prosedur, seperti salah pengikatan atau posisi berdiri yang berbahaya.
Melalui Diklat Mooring Unmooring, peserta dilatih mengenali zona bahaya (snap-back zone), pola kerja yang aman, serta penggunaan peralatan modern.
Kegagalan Sistem Manajemen Keselamatan
Kadang kala, kecelakaan bukan hanya karena individu, tetapi juga karena sistem kerja yang tidak memadai. Tidak adanya SOP tertulis, audit rutin, atau sistem pelaporan membuat potensi bahaya tidak terdeteksi sejak awal.
Pentingnya Standarisasi Melalui Sertifikasi Mooring Unmooring
Sertifikasi sebagai Standar Profesional
Dalam industri yang kompleks seperti pelabuhan, Sertifikasi Mooring Unmooring memberikan kepercayaan bahwa seseorang telah melalui uji kompetensi nasional. Sertifikasi ini menunjukkan:
-
Kemampuan memahami teori dan praktik kerja lapangan
-
Pengetahuan tentang alat bantu mooring dan unmooring
-
Kemampuan membaca kondisi cuaca dan arus
Training Mooring Unmooring dari Port Academy dirancang mengikuti regulasi IMO dan peraturan nasional lainnya.
Strategi Pencegahan Kecelakaan di Pelabuhan
Edukasi dan Pelatihan Berkelanjutan
Langkah paling efektif dalam mencegah kecelakaan adalah edukasi. Pelabuhan yang menerapkan training tahunan untuk pekerjanya terbukti memiliki tingkat kecelakaan lebih rendah.
Training Mooring Unmooring memberikan kurikulum komprehensif yang meliputi:
-
Manajemen risiko operasi sandar/lepas sandar
-
Praktek kerja di lingkungan pelabuhan
-
Penerapan first aid dalam kasus kecelakaan kerja
Pengawasan Ketat dan Evaluasi Berkala
Tidak cukup hanya dengan pelatihan, tetapi juga diperlukan pengawasan dan evaluasi. Di sinilah manajemen pelabuhan harus memiliki struktur pengawasan kerja, seperti:
-
Supervisor bersertifikasi
-
Sistem pelaporan cepat
-
Rotasi tugas untuk menghindari kelelahan kerja
Melalui Diklat Mooring Unmooring, manajer operasional juga dibekali strategi implementasi dan pengendalian risiko.
Manfaat Sertifikasi BNSP untuk Operator Pelabuhan
Meningkatkan Keselamatan dan Efisiensi
Dengan memiliki Sertifikasi BNSP, tenaga kerja memiliki:
-
Pemahaman teknik yang tepat
-
Kesadaran keselamatan kerja
-
Kemampuan komunikasi dan koordinasi dengan tim kapal
Hal ini tidak hanya mengurangi kecelakaan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Daya Saing dalam Dunia Kerja
Sertifikasi Mooring Unmooring juga memberi keunggulan kompetitif bagi pekerja. Banyak perusahaan pelayaran dan pelabuhan yang mensyaratkan sertifikasi ini untuk posisi tertentu.
Peran Port Academy dalam Menyediakan Pelatihan Berkualitas
Sebagai lembaga pelatihan maritim yang diakui, Port Academy menyediakan program Training Mooring Unmooring yang dapat diikuti secara daring atau luring. Keunggulan pelatihan ini meliputi:
-
Instruktur bersertifikasi nasional dan internasional
-
Modul berbasis studi kasus
-
Simulasi lapangan
-
Akses ke materi digital terkini
Dengan mengikuti Diklat Mooring Unmooring, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga sertifikasi formal yang diakui BNSP.
Kesimpulan
Dari berbagai studi kasus kecelakaan operasi mooring unmooring, dapat disimpulkan bahwa faktor manusia, sistem kerja, dan kurangnya pelatihan masih menjadi penyebab utama. Padahal, kecelakaan ini dapat dicegah melalui sistem pelatihan yang terstruktur dan bersertifikasi.
Melalui Training Mooring Unmooring dari Port Academy, para pelaku industri maritim dapat meningkatkan kompetensi dan membangun budaya kerja yang aman dan profesional. Investasi pada Sertifikasi Mooring Unmooring bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada kinerja dan reputasi seluruh pelabuhan.